Belajar merupakan suatu
proses untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik melalui sebuah pengalaman.
Tanpa belajar, apalah artinya hidup ini. Kita akan menjadi manusia yang serba
ketinggalan. Tentunya akan tertinggal oleh orang-orang yang mau menyempatkan
dirinya untuk belajar.
Di era teknologi,
sebenarnya kegiatan belajar itu sangat mudah. Berbagai informasi telah tersedia
dalam genggaman tangan, salah satunya adalah telepon pintar (gadget). Namun,
ternyata hal itu hanya sedikit yang menyadari dan memanfaatkannya untuk
belajar. Apalagi oleh anak-anak kita yang masih sekolah (pelajar).
Pasalnya, anak-anak
kita lebih tertarik untuk memanfaatkan gadgetnya sebagai alat bermain game
ketimbang untuk belajar. Sehingga, hal itu harus menjadi bahan renungan baik
oleh orangtua maupun guru di sekolah.
Sebagaimana yang kita
ketahui bersama, bahwa sebagian besar anak-anak pasti menyukai game. Bahkan,
kita pun tak akan kesulitan untuk menemukan seorang anak yang sedang asyik
bermain game. Baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, dan juga di lingkungan
masyarakat.
Yang perlu kita waspadai saat ini adalah
game tersebut mampu membuat anak menjadi ketagihan dan lupa waktu. Sehingga,
budaya belajar akan semakin sulit untuk ditanamkan kepada anak. Tentunya jika
hal itu terjadi, maka hancurlah harapan kita untuk mengantarkan generasi emas
yang berkualitas di masa depan.
Padahal, tantangan
kehidupan di masa mendatang akan lebih sulit dibandingkan dengan saat ini.
Dimana, dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi akan menjadikan
dunia tanpa batas. Persaingan akan semakin terbuka lebar. Bukan hanya dengan
orang-orang dalam satu negara, melainkan dengan orang-orang negara tetangga
maupun juga dengan orang-orang di penjuru dunia.
Untuk itu, sebelum
generasi kita terjerumus lebih dalam pada suatu perilaku yang salah kaprah.
Maksudnya adalah perilaku yang senang bermain game ketimbang perilaku yang
senang untuk belajar. Mari kita selamatkan generasi kita dengan dimulai dari
diri sendiri dan dengan saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya.
Salah satu cara yang
bisa dilakukan oleh orangtua maupun juga guru dalam membatasi anak bermain game
dan menanamkan budaya belajar adalah melalui pendampingan. Cara ini menurut
saya lebih efektif, pasalnya anak-anak masih berada pada masa pencarian jati
diri dan sangat membutuhkan pendampingan. Dalam hal ini, anak-anak membutuhkan
arahan positif dari orang-orang di sekelilingnya terutama orangtua dan guru
dalam menemukan jati dirinya.
Harapan besar saya
adalah generasi kita mendatang harus lebih berkualitas dan mampu bersaing dalam
berbagai situasi dan kondisi. Sehingga, generasi kita mendatang bisa terhindar
dari kemiskinan dan juga kebodohan. Semoga...
Tulisan
Game dan Budaya Belajar di muat di
Koran Kabar Priangan, edisi 20 Januari 2017.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis:
Nama : DEDE TAUFIK, S.Pd.
: Pengajar
SD GO Unit Citapen, Kota Tasikmalaya
0 komentar:
Posting Komentar